Sabtu, 13 Ogos 2011

Puisi Kitab Cinta.



Ini adalah senaskah kesedihan yang aku kirimkan melalui jiwaku yang dipenuhi

dukacita kepada sebuah jiwa yang lain.

Sesungguhnya engkau telah berhasil menghancurkan belengu ku dan meraih kemerdekaan.

Sudah bertahun aku mengikat tali cintaku tanpa makna.

Sudah bertahun malam ku berlalu dengan mengunjungi Maha Pencipta di dalam

persembunyian ku yang ditemani oleh keangkuhan dunia.

Kau juga penyembuh bagi semua yang salah pada diriku.

Namun saat ini kau juga adalah penyakitku.

Kau seperti mahkota yang dibuat untukku, tetapi menghiasi insan lain.

Kau adalah syurga, aku yakin itu.

Namun aku tidak menemukan kunci untuk membuka gerbangnya.

Kau ibarat seorang pencuri yang sedang bergembira atas apa yang dicuri.

Kau mencuri segala jiwa dan cinta yang ada.

Jalan cinta yang sejati hanya dapat ditempuhi oleh mereka yang siap untuk melupakan

diri mereka.

Demi cinta, kesetiaan harus dibayar dengan darah dari jantung kita.

Dari ketenangan jiwa kita.

Jikalau tidak cinta kita tidak bererti apa-apa.

Maka biarkanlah cinta kita menjadi pelindung rahsia-rahsia kita.

Biarkan kesengsaraan yang dibawa oleh cinta kita membelah jiwa.

Marilah kita berjalan menuju kepadanya.

Mengadap dan bersujud, memalingkan wajah kepadaNya.

Memberikan segala jiwa kepadanya.

Dengan membawa cinta sejati yang tidak pernah akan mati.

Kerana cinta buatNya akan kekal abadi.


Petikan puisi dari Kitab Cinta.

Tiada ulasan:

Alia's guest book